Waru, Api-api - Ratusan hektare lahan pertanian terancam terendam air laut bahkan padi yang telah ditanam terancam rusak dan gagal panen, hal ini disebabkan tanggul penahan air laut di Desa Api-api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, jebol. Tanggul yang terbuat dari tanah tersebut tak mampu menahan gelombang laut.
Nursamsul Alam, Ketua RT 04 didampingi pengurus Kelompok Tani, Desa Api-api, Karsim (42) mengatakan, setidaknya ada tiga titik tanggul yang telah jebol tak mampu menahan tekanan air laut, apa lagi di bulan Desember 2017 pasang air laut besar sekali," katanya, di Api-api, Minggu(10/12/2017)
Ia menjelaskan, jika tanggul penahan air laut ini jebol maka akan sangat merugikan petani, khususnya di sekitar Desa Api-api., pasalnya, air akan langsung masuk ke lahan pertanian. Saat ini dikhawatirkan ratusan hektare sawah terancam rusak, saat ini sudah ada sebagian warga yang tanam padi. "Bisa gagal panen kalau sampai air laut masuk ke sawah," jelasnya.
Di Desa Api-api ini setidaknya terdapat empat RT, masing-masing RT 04,05,06 dan RT 08 dimana para petani mengelola lahan antara 3 sampai 5 hektare. Karena mayoritas petani dan saat ini sudah memasuki musim tanam jika tidak ada aral melintang, dalam waktu dekat 90 hari ke depan para petani akan segera panen, namun jika air laut masuk, maka rencana mereka akan gagal.
Lebih lanjut Nursamsul Alam menjelaskan, jika tanggul penahan air laut tersebut dibangun, kemudian tidak di buat juga pemecah gelombang, tidak akan berumur panjang tanggul tersebut, mengingat penahan air laut seperti tanaman mangrove sudah tidak ada lagi. "harapan saya tanggul segera dibangun untuk menahan air laut agar tidak masuk ke lahan pertanian," imbuhnya.(lr)
Nursamsul Alam, Ketua RT 04 didampingi pengurus Kelompok Tani, Desa Api-api, Karsim (42) mengatakan, setidaknya ada tiga titik tanggul yang telah jebol tak mampu menahan tekanan air laut, apa lagi di bulan Desember 2017 pasang air laut besar sekali," katanya, di Api-api, Minggu(10/12/2017)
Ia menjelaskan, jika tanggul penahan air laut ini jebol maka akan sangat merugikan petani, khususnya di sekitar Desa Api-api., pasalnya, air akan langsung masuk ke lahan pertanian. Saat ini dikhawatirkan ratusan hektare sawah terancam rusak, saat ini sudah ada sebagian warga yang tanam padi. "Bisa gagal panen kalau sampai air laut masuk ke sawah," jelasnya.
Di Desa Api-api ini setidaknya terdapat empat RT, masing-masing RT 04,05,06 dan RT 08 dimana para petani mengelola lahan antara 3 sampai 5 hektare. Karena mayoritas petani dan saat ini sudah memasuki musim tanam jika tidak ada aral melintang, dalam waktu dekat 90 hari ke depan para petani akan segera panen, namun jika air laut masuk, maka rencana mereka akan gagal.
Lebih lanjut Nursamsul Alam menjelaskan, jika tanggul penahan air laut tersebut dibangun, kemudian tidak di buat juga pemecah gelombang, tidak akan berumur panjang tanggul tersebut, mengingat penahan air laut seperti tanaman mangrove sudah tidak ada lagi. "harapan saya tanggul segera dibangun untuk menahan air laut agar tidak masuk ke lahan pertanian," imbuhnya.(lr)
Komentar
Posting Komentar