Peran sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang begitu besar mendidik generasi penerus bangsa tentu perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, terlebih berbicara Sistem Pendidikan Nasional menempatkan sekolah Madrasah setara kedudukannya dengan sekolah lain, namun sayang meski setara tapi dari sisi anggaran antara sekolah MI dan sekolah umum masih ada ketimpangan.
Salah satu faktanya adalah dengan di bangunnya gedung sekolah SD yang bertingkat, pagar sekolah yang kokoh dan terkesan wah, namun masih ada sekolah Madrasah-madrasah yang belum ter akreditasi ini berarti kualitas nya masih dipertanyakan, begitupun gaji tenaga pendidik yang jauh di bawah kewajaran.
Berharap dapat perhatian dari pemerintah daerah, meski sekolah MI berada dalam naungan dan kewenangan Kementerian Agama, pemerintah daerah tak boleh meng anak tirikan semestinya, justru sebaliknya pemerintah daerah perlu membantu agar madrasah tumbuh dan berkembang layaknya sekolah umum yang perlu diperhatikan karena sekolah Madrasah ini memiliki nilai lebih dalam pendidikan agama bagi para siswanya.
Maka sudah selayaknya, kebijakan anggaran untuk madrasah harus sama adilnya dengan sekolah umum, peningkatan kualitas baik dari sisi sarana dan prasarana maupun kualitas tenaga pendidik juga harus terus digenjot, dengan begitu mutu dan kualitasnya bisa bersaing dengan sekolah umum di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Jumat (7/4) Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiya AL-IKHLAS Waru, Sudarmi.S.Pd.I saat di temui membenarkan jika honor pengajar di sekolahnya Rp 500.000, "di sini ada 8 pengajar 5 di antara mereka masih berstatus honor, tahun ini kami juga sudah mengusulkan tambahan honor mereka ke Pemda Kabupaten Penajam Paser Utara, kami juga sudah berkoordinasi ke Kementerian Agama (Kemenag), sangat berharap bisa mengalokasikan dana hibah untuk biaya operasional sekolah dan tenaga pengajar," ungkapnya.
Sudarmi berharap kepada Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Penajam Paser Utara (Disdikpora) untuk PSB (Penerimaan Siswa Baru) mendatang lebih bijak memberikan penambahan kuota dan rombongan belajar di Sekolah Negeri sehingga di sekolah MI juga bisa terisi dengan maksimal," tambahnya.
Wakil Ketua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Al ikhlas Waru H. Hairil menyampaikan
materi pelajaran sudah jelas sama, waktu dan jam mengajar juga sama dengan sekolah umum namun dari sisi fasilitas dan honor pengajar apa adanya dan ala kadar nya memang terasa sekali tersisihkan dari perhatian Pemda.
"Berharap tahun ini Disdikpora sedikit melirik keberadaan Sekolah MI, MTs, MA yang ada di Penajam Paser Utara, megingat lembaga sekolah Pendidikan Tingkat Atas SMA,SMK sudah di tarik ke Provinsi kewenangan nya," jelasnya.(lr)
Salah satu faktanya adalah dengan di bangunnya gedung sekolah SD yang bertingkat, pagar sekolah yang kokoh dan terkesan wah, namun masih ada sekolah Madrasah-madrasah yang belum ter akreditasi ini berarti kualitas nya masih dipertanyakan, begitupun gaji tenaga pendidik yang jauh di bawah kewajaran.
Berharap dapat perhatian dari pemerintah daerah, meski sekolah MI berada dalam naungan dan kewenangan Kementerian Agama, pemerintah daerah tak boleh meng anak tirikan semestinya, justru sebaliknya pemerintah daerah perlu membantu agar madrasah tumbuh dan berkembang layaknya sekolah umum yang perlu diperhatikan karena sekolah Madrasah ini memiliki nilai lebih dalam pendidikan agama bagi para siswanya.
Maka sudah selayaknya, kebijakan anggaran untuk madrasah harus sama adilnya dengan sekolah umum, peningkatan kualitas baik dari sisi sarana dan prasarana maupun kualitas tenaga pendidik juga harus terus digenjot, dengan begitu mutu dan kualitasnya bisa bersaing dengan sekolah umum di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Jumat (7/4) Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiya AL-IKHLAS Waru, Sudarmi.S.Pd.I saat di temui membenarkan jika honor pengajar di sekolahnya Rp 500.000, "di sini ada 8 pengajar 5 di antara mereka masih berstatus honor, tahun ini kami juga sudah mengusulkan tambahan honor mereka ke Pemda Kabupaten Penajam Paser Utara, kami juga sudah berkoordinasi ke Kementerian Agama (Kemenag), sangat berharap bisa mengalokasikan dana hibah untuk biaya operasional sekolah dan tenaga pengajar," ungkapnya.
Sudarmi berharap kepada Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Penajam Paser Utara (Disdikpora) untuk PSB (Penerimaan Siswa Baru) mendatang lebih bijak memberikan penambahan kuota dan rombongan belajar di Sekolah Negeri sehingga di sekolah MI juga bisa terisi dengan maksimal," tambahnya.
Wakil Ketua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Al ikhlas Waru H. Hairil menyampaikan
materi pelajaran sudah jelas sama, waktu dan jam mengajar juga sama dengan sekolah umum namun dari sisi fasilitas dan honor pengajar apa adanya dan ala kadar nya memang terasa sekali tersisihkan dari perhatian Pemda.
"Berharap tahun ini Disdikpora sedikit melirik keberadaan Sekolah MI, MTs, MA yang ada di Penajam Paser Utara, megingat lembaga sekolah Pendidikan Tingkat Atas SMA,SMK sudah di tarik ke Provinsi kewenangan nya," jelasnya.(lr)
Komentar
Posting Komentar