Waru - Babinsa Korim 0913-03/Waru menyayangkan kurang kompaknya pasca tanam di Kelurahan Waru, Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara Kaltim. Selasa 6/2 2018.
Serka Sayik Babinsa Kelurahan Waru saat di minta keterangan ia menjelaskan, hal yang perlu diperhatikan bahwa tanam padi itu sebenarnya harus bersamaan, kalau toh ada jeda waktu minimal dalam hitungan hari saja, sehingga padi bisa secara bersamaan pasca panen," jelasnya.
Hal ini tidak bisa juga dipaksakan kepada petani yang ada di wilayah Tambak Sari Kelurahan Waru dan sekitarnya, termasuk di wilayah Rt. 013,021,06,023, dan Rt 024 Tambak Sari, dengan alasan semua di sini berharap air hujan, terus terkendala pada bibit padi, Saluran juga dibutuhkan dan tak kalah pentingnya yang perlu dilakukan adalah komunikasi sesama kelompok tani, kapan mulai pengolahan lahan dan kapan turunkan bibit, sehingga tidak seperti saat ini, ada yang mau panen ada yang jaga burung, dan ada yang masih tanam." Imbuhnya.
Serka Sayik untuk kedepanbya saya akan tekankan untuk melakukan koordinasi sesama kelompok tani, sehingga tidak terjadi seperti tahun ini, terkesan tidak kompak. Kalau panennya tetap saja panen, tapi kalau tanam tidak bersamaan bisa di pastikan hama akan lebih banyak." Pungkasnya
Di tempat yang sama Supardi (50) petani asal Tambak Sari menambahkan, susah karena kadang terkendala modal, ada modal tenaga tanam tidak ada, ini yang sering terjadi. Ada yang sistem hambur (tabella) banyak resiko, kadang air tidak bisa surut, terendam ini tidak bakal tumbuh, kemudian hama keong, serba salah." ungkap Supardi.(lr)
Serka Sayik Babinsa Kelurahan Waru saat di minta keterangan ia menjelaskan, hal yang perlu diperhatikan bahwa tanam padi itu sebenarnya harus bersamaan, kalau toh ada jeda waktu minimal dalam hitungan hari saja, sehingga padi bisa secara bersamaan pasca panen," jelasnya.
Hal ini tidak bisa juga dipaksakan kepada petani yang ada di wilayah Tambak Sari Kelurahan Waru dan sekitarnya, termasuk di wilayah Rt. 013,021,06,023, dan Rt 024 Tambak Sari, dengan alasan semua di sini berharap air hujan, terus terkendala pada bibit padi, Saluran juga dibutuhkan dan tak kalah pentingnya yang perlu dilakukan adalah komunikasi sesama kelompok tani, kapan mulai pengolahan lahan dan kapan turunkan bibit, sehingga tidak seperti saat ini, ada yang mau panen ada yang jaga burung, dan ada yang masih tanam." Imbuhnya.
Serka Sayik untuk kedepanbya saya akan tekankan untuk melakukan koordinasi sesama kelompok tani, sehingga tidak terjadi seperti tahun ini, terkesan tidak kompak. Kalau panennya tetap saja panen, tapi kalau tanam tidak bersamaan bisa di pastikan hama akan lebih banyak." Pungkasnya
Di tempat yang sama Supardi (50) petani asal Tambak Sari menambahkan, susah karena kadang terkendala modal, ada modal tenaga tanam tidak ada, ini yang sering terjadi. Ada yang sistem hambur (tabella) banyak resiko, kadang air tidak bisa surut, terendam ini tidak bakal tumbuh, kemudian hama keong, serba salah." ungkap Supardi.(lr)
Komentar
Posting Komentar