Waru - Ada kejadian yang kesannya lucu namun miris, pada saat pengibaran bendera memperingati HUT RI ke 72 Pemdes (Pemerintah Desa) Bangun Mulya Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara memusatkan kegiatan upacara dipuncak atau dibelakang Kantor Desa, Upacara dipimpin langsung oleh Pra Jabatan(PJ) Kepala Desa Bangun mulya, Gunawan.
Kamis 17/8/2017 Pukul 10:00 Wita upacara berlangsung hikmat meski pun di guyur hujan semenjak pagi hingga usai upacara tetap terlihat semangat dan kompak, ratusan warga, para perangkat desa serta organisasi turut hadir dalam upacara.
Ditengah guyuran hujan yang mengakibatkan lapangan puncak Desa Bangun Mulya berlumpur, membuat bukan hanya para Paskib saja yang tidak menggunakan sepatu, begitupun pembina upacara turut mencopot alas kaki (sepatu). Terlihat juga kaos tangan para Paskibra yaitu kaos tangan yang biasa dipakai buruh cat/buruh bangunan saat mengibarkan bendera Merah Putih.
Gunawan Pj.Desa Bangun Mulya usai upacara menjelaskan, kali pertama kegiatan upacara HUT RI dilaksanakan di Desa Bangun Mulya ya tahun ini, tanpa persiapan yang lama tetapi spontanitas warga, tokoh agama dan masyarakat." Ujar nya
Gunawan menambahkan semoga tahun berikutnya dengan acara yang sama bisa meriah lagi, berharap warga Desa bisa mengikuti upacara seperti ini paling tidak 40-50 % dari warga yang ada." tambahnya.
Di tempat berbeda, tokoh Masyarakat Desa Bangun Mulya Gus Rofiq saat di temui menuturkan, sebenarnya sudah lama keinginan untuk melaksanakan upacara di desa ini, tapi baru kali ini bisa terwujud ke inginan masyarakat," ungkapnya.
Mengingat untuk menghormati para pejuang dengan menggelar upacara sebenarnya tidak harus orang-orang yang berseragam saja, kecuali anak sekolah dan para perangkat desa semua kudu ngawe seragam (harus memakai seragam)," tuturnya dengan senyum.
Masyarakat Desa Bangun Mulya menggelar upacara dengan seragam apa adanya, berbeda dengan ormas atau perusahaan pasti pakai seragam bagus." Tambahnya. (LaminR)
Kamis 17/8/2017 Pukul 10:00 Wita upacara berlangsung hikmat meski pun di guyur hujan semenjak pagi hingga usai upacara tetap terlihat semangat dan kompak, ratusan warga, para perangkat desa serta organisasi turut hadir dalam upacara.
Ditengah guyuran hujan yang mengakibatkan lapangan puncak Desa Bangun Mulya berlumpur, membuat bukan hanya para Paskib saja yang tidak menggunakan sepatu, begitupun pembina upacara turut mencopot alas kaki (sepatu). Terlihat juga kaos tangan para Paskibra yaitu kaos tangan yang biasa dipakai buruh cat/buruh bangunan saat mengibarkan bendera Merah Putih.
Gunawan Pj.Desa Bangun Mulya usai upacara menjelaskan, kali pertama kegiatan upacara HUT RI dilaksanakan di Desa Bangun Mulya ya tahun ini, tanpa persiapan yang lama tetapi spontanitas warga, tokoh agama dan masyarakat." Ujar nya
Gunawan menambahkan semoga tahun berikutnya dengan acara yang sama bisa meriah lagi, berharap warga Desa bisa mengikuti upacara seperti ini paling tidak 40-50 % dari warga yang ada." tambahnya.
Di tempat berbeda, tokoh Masyarakat Desa Bangun Mulya Gus Rofiq saat di temui menuturkan, sebenarnya sudah lama keinginan untuk melaksanakan upacara di desa ini, tapi baru kali ini bisa terwujud ke inginan masyarakat," ungkapnya.
Mengingat untuk menghormati para pejuang dengan menggelar upacara sebenarnya tidak harus orang-orang yang berseragam saja, kecuali anak sekolah dan para perangkat desa semua kudu ngawe seragam (harus memakai seragam)," tuturnya dengan senyum.
Masyarakat Desa Bangun Mulya menggelar upacara dengan seragam apa adanya, berbeda dengan ormas atau perusahaan pasti pakai seragam bagus." Tambahnya. (LaminR)
Komentar
Posting Komentar