Oleh: (Quien izzy al-murqi sifarah_fakir yang ingin berbagi)
Fenomena perebut suami/istri orang selalu menghiasi wajah media maya maupun nyata. Semakin hari isu pelakor semakin seksi diperbincangkan oleh seluruh kalangan. Hal ini terjadi karena kita masih belum mampu menemukan solusi praktis yang bisa menyelesaiakan masalah kejahatan sosial ini hingga tuntas. Padahal korban mereka sudah mulai berjatuhan dari ganguan sikis/mental hingga melayangnya nyawa seseorang yang tak bersalah demi memuaskan nafsu binatangnya.
Lalu apa sebenarnya yang menjadi penyebab munculnya pelakor dan pebinor serta bagaimana penyelesaiannya secara total?
Kita seharusnya menyengaja memikirkan hal ini secara mendalam dan cemerlang, sehingga kita menemui benang merahnya. Kita harus telanjangi masalah ini sampai ke akar-akarnya. Sehinga kita paham mana problem sebab, problem akibat dan mendapatkan solusi tuntas dari salah satu permasalahan yang meresahkan penduduk bumi.
Penyebab munculnya penyimpangan sosial “pelakor dan pebinor” itu adalah gagal pahamnya mereka tentang konsep yang benar dalam menjemput jodoh karena rusaknya keimanan/aqidah islamiyahnya dan tersusupinya mereka dengan paham sekulerisme sehingga mereka memuja kebebasan hidup.
Mengapa mereka gagal paham? karena keimanan mereka hanya sekedar iman keturunan saja, gak pernah mikir, gak pernah cari tahu tentang hakekat tujuan hidupnya didunia, sehingga kualitas Islam dan imannya palsu bin abal-abal bahkan tanpa mereka sadari meraka sedang menyesatkan dirinya sendiri karena tidak lagi menyembah pada Allah SWT melainkan menyembah pada setan yang dibalut nafsu yang tak mengenal batas tak pernah puas.
Tapi sangat disayangkan, masih banyak muslim yang tersesat dalam memahami cinta dan penyalurannya. Mereka lebih memilih pacaran, selingkuh, pelakor, pebinor, kalkuator (kelakuan lelaki kotor), kalburator (kelakuan ibu kotor). Padahal yang seharusnya mereka pilih jika telah siap menjemput jodoh dengan melewati proses ta’aruf (tukar biodata melalui perantara yang sudah pakar dan paham), khitbah (meminang ke wali untuk menikahi), menikah syar’i, jika kuat berlaku adil silahkan poligami.
Dalang dari malapetaka ini adalah Sekulerisme. Sekulerisme telah salah dalam mentafsirkan letak dan posisi tuhan. Allah SWT hanya diletakkan hanya ditempat ibadah saja dan saat adzan berkumandang saja, selebihnya manusia bebas kembali untuk menjalankan semua keinginannya dalam menjalani kehidupan. Mereka memiliki pandangan dan prinsip hidup bahwa “pendapat manusia jauh lebih suci dari ayat ayat suci al-qur’an”. Dan “Aturan manusia lebih benar dari aturan tuhan”. Ini merupakan kesesatan yang nyata. Padahal sekulerisme itu ide jahat yang berasal dari luar islam. sehingga tidak pantas ide ini merebut hati umat islam. sekulerisme itu salah dan harus dibuang sejauh-jauhnya.
Penulis yakin banyak “pelakor dan pebinor” yang bergentayangan diluar sana yang beragama islam tapi islamnya palsu. Karena terbukti mereka gagal paham tentang konsep jodoh dan menyimpang jauh dari prinsip-prinsip islam. karena mereka memuja kebebasan dan menghamba pada ide sesat sekulerisme.
Ini belum final, harapan itu masih ada, kita bisa menuntaskan masalah ini hingga ke akar-akarnya. Dengan ikut sertanya kita menuju perubahan hakiki dan mengetahui peran strategis kita dalam menjalankan misi kehidupan ini. Adapun 3 hal yang harus dilakukan secara bersamaan yaitu :
Pertama skala individu, seluruh individu khususnya yang beragama islam wajib mendeteksi keimanan yang telah dimiliki sudah lurus apa masih belok, jika belum ideal segera perbaiki imannya sehingga menjadi individu yang bertaqwa. Sebagaimana Rosulullah SAW yang senantiasa mentaati seluruh aturan dan larangan Allah SWT tanpa tapi tanpa nanti.
Kedua skala masyarakat, seluruh masyarakat haruslah berkomitmen untuk menjaga budaya amar ma’ruf nahi munkar(da’wah)/saling mengingatkan tentang kebaikan dan mencegah keburukan. Saat ada anggota masyarakat yang menyimpang atau bertentangan dengan prinsip islam maka segera rangkul dan sadarkalah mereka kejalan yang lurus dan benar yakni islam dan ajarannya.
Ketiga skala negara, ini yang paling susah dan berat. Negara harus menerapkan sistem yang pasti benar yang tentu berasal dari dzat yang maha benar (baca:islam dan ajarannya). sehingga tidak akan ada penyimpangan dan permasalahan yang berarti dikarenakan ketiga pihak yang bertangung jawab itu telah bergerak bersama sesuai porsi masing-masing dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pencipta dan pengatur yakni ALAH SWT. Jika konsep ideal ini masih kecolongan memproduksi pelakor dan pebinor, jurus terakhirnya tolong bisikan dengan keras ke telingga mereka, kamu dapat salam dari neraka..!!!(*)
Fenomena perebut suami/istri orang selalu menghiasi wajah media maya maupun nyata. Semakin hari isu pelakor semakin seksi diperbincangkan oleh seluruh kalangan. Hal ini terjadi karena kita masih belum mampu menemukan solusi praktis yang bisa menyelesaiakan masalah kejahatan sosial ini hingga tuntas. Padahal korban mereka sudah mulai berjatuhan dari ganguan sikis/mental hingga melayangnya nyawa seseorang yang tak bersalah demi memuaskan nafsu binatangnya.
Lalu apa sebenarnya yang menjadi penyebab munculnya pelakor dan pebinor serta bagaimana penyelesaiannya secara total?
Kita seharusnya menyengaja memikirkan hal ini secara mendalam dan cemerlang, sehingga kita menemui benang merahnya. Kita harus telanjangi masalah ini sampai ke akar-akarnya. Sehinga kita paham mana problem sebab, problem akibat dan mendapatkan solusi tuntas dari salah satu permasalahan yang meresahkan penduduk bumi.
Penyebab munculnya penyimpangan sosial “pelakor dan pebinor” itu adalah gagal pahamnya mereka tentang konsep yang benar dalam menjemput jodoh karena rusaknya keimanan/aqidah islamiyahnya dan tersusupinya mereka dengan paham sekulerisme sehingga mereka memuja kebebasan hidup.
Mengapa mereka gagal paham? karena keimanan mereka hanya sekedar iman keturunan saja, gak pernah mikir, gak pernah cari tahu tentang hakekat tujuan hidupnya didunia, sehingga kualitas Islam dan imannya palsu bin abal-abal bahkan tanpa mereka sadari meraka sedang menyesatkan dirinya sendiri karena tidak lagi menyembah pada Allah SWT melainkan menyembah pada setan yang dibalut nafsu yang tak mengenal batas tak pernah puas.
Tapi sangat disayangkan, masih banyak muslim yang tersesat dalam memahami cinta dan penyalurannya. Mereka lebih memilih pacaran, selingkuh, pelakor, pebinor, kalkuator (kelakuan lelaki kotor), kalburator (kelakuan ibu kotor). Padahal yang seharusnya mereka pilih jika telah siap menjemput jodoh dengan melewati proses ta’aruf (tukar biodata melalui perantara yang sudah pakar dan paham), khitbah (meminang ke wali untuk menikahi), menikah syar’i, jika kuat berlaku adil silahkan poligami.
Dalang dari malapetaka ini adalah Sekulerisme. Sekulerisme telah salah dalam mentafsirkan letak dan posisi tuhan. Allah SWT hanya diletakkan hanya ditempat ibadah saja dan saat adzan berkumandang saja, selebihnya manusia bebas kembali untuk menjalankan semua keinginannya dalam menjalani kehidupan. Mereka memiliki pandangan dan prinsip hidup bahwa “pendapat manusia jauh lebih suci dari ayat ayat suci al-qur’an”. Dan “Aturan manusia lebih benar dari aturan tuhan”. Ini merupakan kesesatan yang nyata. Padahal sekulerisme itu ide jahat yang berasal dari luar islam. sehingga tidak pantas ide ini merebut hati umat islam. sekulerisme itu salah dan harus dibuang sejauh-jauhnya.
Penulis yakin banyak “pelakor dan pebinor” yang bergentayangan diluar sana yang beragama islam tapi islamnya palsu. Karena terbukti mereka gagal paham tentang konsep jodoh dan menyimpang jauh dari prinsip-prinsip islam. karena mereka memuja kebebasan dan menghamba pada ide sesat sekulerisme.
Ini belum final, harapan itu masih ada, kita bisa menuntaskan masalah ini hingga ke akar-akarnya. Dengan ikut sertanya kita menuju perubahan hakiki dan mengetahui peran strategis kita dalam menjalankan misi kehidupan ini. Adapun 3 hal yang harus dilakukan secara bersamaan yaitu :
Pertama skala individu, seluruh individu khususnya yang beragama islam wajib mendeteksi keimanan yang telah dimiliki sudah lurus apa masih belok, jika belum ideal segera perbaiki imannya sehingga menjadi individu yang bertaqwa. Sebagaimana Rosulullah SAW yang senantiasa mentaati seluruh aturan dan larangan Allah SWT tanpa tapi tanpa nanti.
Kedua skala masyarakat, seluruh masyarakat haruslah berkomitmen untuk menjaga budaya amar ma’ruf nahi munkar(da’wah)/saling mengingatkan tentang kebaikan dan mencegah keburukan. Saat ada anggota masyarakat yang menyimpang atau bertentangan dengan prinsip islam maka segera rangkul dan sadarkalah mereka kejalan yang lurus dan benar yakni islam dan ajarannya.
Ketiga skala negara, ini yang paling susah dan berat. Negara harus menerapkan sistem yang pasti benar yang tentu berasal dari dzat yang maha benar (baca:islam dan ajarannya). sehingga tidak akan ada penyimpangan dan permasalahan yang berarti dikarenakan ketiga pihak yang bertangung jawab itu telah bergerak bersama sesuai porsi masing-masing dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pencipta dan pengatur yakni ALAH SWT. Jika konsep ideal ini masih kecolongan memproduksi pelakor dan pebinor, jurus terakhirnya tolong bisikan dengan keras ke telingga mereka, kamu dapat salam dari neraka..!!!(*)
saya juga lg stress krna saya umur 42 thn msh nganggur dan jomblo. dulu thn 2003 saat msh kerja saya sering dimutasi, diremehkan orang krna otak dan tenaga saya payah shg saya mengundurkan diri, nyari kerja lg baru sebentar dipecat krna tdk becus kerja. dulu saya kalau nyari jodoh sering ditolak cewe, diremehkan cewe, dibohongi teman, dimanfaatkan teman, diancam org, dipukul orang saat nyari cewe dll.. akibatnya saya selama 15 thn tiap hari marah marah, berkata kotor, susah tidur, kdng banting barang barang, sering berdoa yg buruk buruk dll. buka usaha kecil kecilan bangkrut, jualan online tdk laku.. apa saya kena gangguan ghaib? dulu kakek dan uwa saya paranormal sakti.. saya sdh 12thn agak rajin ibadah tp nasib tdk berubah..dulu thn 2003 saat merantau ke bdg saya melamar cewe nama nya nur (andir ciparay), tp lamaran saya ditolak, saya sampai skrng blm mampu melupakan dia. yg bikin saya cinta mati dg nur krna dia cantik, pendiam, lugu, rajin sholat, tdk matre, jarang keluyuran, dia juga jadi tulang punggung keluarga krna ortu nya petani miskin. saya mengira nur jodoh saya, krna saya kalau ada di dkt dia hidup saya semangat, hati saya damai, tp ternyata dia cewe yg paling sulit saya dapatkan. saya ngejar dia 2 thn (2001-2003) tp saya ditolak habis habisan. saya bilang kpd dia saya tdk akan nikah atau akan bunuhdiri jika dia menolak saya terus, tp dia tetap menolak saya. nur mentang2 cantik shg sombong dan jual mahal. saya nyari yg lain gagal. saya ditolak lagi, dibohongi teman, dimanfaatkan teman dll. saya sdh pernah ditolak cewe 7x.bukan krna saya kurang ganteng tp krna saya cupu dan loyo. saat nur sdh nikah saya sering kirim surat ancaman kpda dia shg dia keguguran 3x krna sakit hati, kemudian thn 2009 dia cerai dg suaminya dan nur mencari cari saya supaya saya melamar dia, tp saya tdk berani datang krna saya yg merusak rumah tangga dia. selain itu saya sdh di kampung tdk merantau ke bdg lagi. saya pebinor tp jomblo..
BalasHapus