Langsung ke konten utama

Beras Sachet Bukan Solusi..!!

Fatimah Az-Zahra.S.E.I, Pemerhati Masalah Sosial dan Politik) Pemerintah melalui lembaga Bulognya meluncurkan produk terbaru yakni beras dengan kemasan sachet. Berat sachet-an dengan berat 200 gram ini akan dijual oleh Perum Bulog dengan harga Rp 2.500 di koprasi hingga ritel di berbagai daerah di Indoneisa. Menurut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso latar belakang menjual beras dengan ukuran sachet 200 gram untuk menjamin ketersediaan beras kepada masyarakat. (Detik.Com). Secara hitungan matematika-ekonomi, harga beras sachet-an justru jauh lebih mahal dari pada harga beras yang dijual per kg. Jika harga per 200 gram adalah Rp 2500 maka untuk mendapatkan 1 kg beras rakyat harus membayar 12.500. sementara harga beras di pasaran masih bisa kita dapatkan dengan harga sekitar Rp 10.000/Kg. Inilah yang sangat disayangkan, kebutuhan vital semacam beras jangan dikomersialiasai secara serakah, apalagi masyarakat Indonesia sedang kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap harinya. karena dampak sistem salah yang rapuh “kapitalisme-demokrasi” yang masih diterapkan hingga detik ini. Yang membuat kebutuhan pokok makin mahal dan susah dijangkau oleh masyarakat. Karena segala sesuatunya hanya diukur dengan asas manfaat dan keuntungan semata. Maka terbitlah beras saset-an yang tak diharapkan oleh kalangan ibu. Penguasa seharusnya menjadi pengurus bagi rakyatnya. Kebutuhan pokok sandang, pangan, papan adalah tanggung jawabnya. Semisal Beras, pemerintah seharusnya berwajiban untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara layak tanpa beban yang berarti. Memberikan secara gratis atau membebankan biaya produksi saja alias murah meriah tanpa laba sepeserpun, bukan malah mengambil laba yang mencekek rakyatnya sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Setiap kamu adalah pemimpin, dan harus bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya; seorang imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari). Maka wajar sosok umar bin khatab saat menjabat sebagai kholifah/pemimpin di era Khilafah senantiasa berkeliling untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya tercukupi kebutuhan pokoknya. Sehingga mendapati seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anak-anaknya yang kelaparan. Begitu Umar Bin Khattab mengetahui hal itu maka Umar segera bergegas menuju gudang gandum, daging, dan sejumlah uang di baitul mall (tempat penyimpanan harta Negara khilafah) untuk diberikan kepada keluarga miskin tersebut. Kemudian Umar mengangkat barang-barang kebutuhan pokok tersebut dengan tangannya sendiri dan memasaknya dengan air mata yang meleleh karena kecewa dengan kinerjanya sebagai pemimpin umat khususnya untuk si ibu dan anak-anak yang sedang kelaparan. MasyaAllah, Kami rindu pemimpin seperti Umar bin Khatab yang mencintai rakyatnya sepenuh hati dan senantiasa menjalakan perintah Allah SWT dalam bingkai Negara Khilafah yang menjalankan hukum-hukum Allah secara kaffah/total. Umar bin khatab adalah sosok ideal pemimpin yang mengurusi seluruh rakyatnya secara lahir dan batin tanpa pamrih sedikitpun. Semoga kita merasakan kepemimpinan ideal sesuai Islam. Aamiin Allahumma Aamiin..!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulhan, Salah Satu Contoh Figur Petani Yang Gigih dan Ulet Dari Waru

Waru Penajam Terkini - Slogan petani adalah "Soko Guru"atau "Tiang Pilar" ekonomi suatu negara nyaris terlupakan karena tergerus oleh arus modernisasi global. Sementara para petani di mana-mana masih tetap semangat berusaha dan bekerja keras agar kekurangan bahan pangan di negeri nya sendiri dapat di hindari. Demikian juga Sulhan sekalipun medernisasi sudah merambah sampai ke Desa-desa,masih tetap giat dan semangat bertani, menggarap sawahnya untuk menanam padi. Tidak tanggung-tanggung lahan sawah yang di garapnya seluas tiga hektar. Musim kemarau yang sempat datang di musim tanam tidak mengendorkan semangatnya, sarana irigasi atau pengairan sistem pipanisasi yang sudah di sediakan oleh Dinas Pertanian di manfaatkan sebagaimana fungsinya untuk mengairi tanaman padinya. Di samping Sulhan sebagai petani muda yang sukses ada sang istri tercinta Rusmawati yang selalu menemani dan mensuport agar tetap semangat demi masa depan keluarga Sulhan sendiri selain peta...

Warga Ngeluruk ke Kelurahan, Minta Solusi Imbas Pemortalan Akses Jalan Tani

Penajam Terkini - Sedikitnya 40 warga mendatangi Kantor Kelurahan Waru Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, pasalnya tuntutan warga agar segera dipenuhi tentang pemortalan akses jalan tani, Kamis, 25/4/2019. Berujung 2 Kelompok Tani di Kelurahan Waru ini mendesak pihak Kelurahan agar merealisasikan tuntutan warga untuk pembuatan jalan usaha tani,. Dua kelompok tani dimaksud adalah Kelompok Tani Karya Usaha dan Karya Usaha Bersama masing-masing beralamat di RT 08 dan RT 027 Kelurahan Waru, Kecamatan Waru. Mereka kesal karena tidak bisa mengeluarkan hasil panen akibat adanya penutupan jalan yang dilakukan oleh pemilik lahan. Pihak Kelurahan Waru menanggapi permasalahan yang dikeluhkan oleh warga, sekitar pukul 09.00 Wita (25/4) pertemuan pun dilakukan bersama warga beserta anggota Kelompok Tani, tampak hadir Lurah Waru, Babinsa, Kanit Reskrim Polsek Waru, Bhabinkamtibmas, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) LPM Ketua Kelompok Tani, hadir pula UPTD.PU Kecamatan Waru. ...

Babinsa Bersama Warga Bergotong Royong Benahi Saluran Air di Bangun Mulya

Penajam Terkini – Babinsa Koramil 0913-02/Waru, Kodim 0913/PPU, mengikuti gotong royong bersama warga di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Minggu 7/7/2019. Koramil 0913-02/Waru, melalui, Babinsa Desa Bangun Mulya, Sertu Nainggolan mengatakan, mereka ikut gotong-royong bersama warga Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru, untuk membenahi saluran air serta gorong-gorong di jalan-jalan Desa. Kegiatan sosial di berbagai tempat seperti saluran air kemudian jalan, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya, hari ini (7/7) melakukan kegiatan gotong-royong serempak dari 16 RT yang ada di Desa Bangun Mulya. Gerakan kerjasama atau gotong-royong serempak ini kata Sertu Nainggolan, selain dalam rangka HUT Desa Bangun Mulya ke IX,  sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dalam berkehidupan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang akhir-akhir ini sudah mulai cenderung menurun," tuturnya Nainggolan menambahkan, Babinsa selalu siap dan saya sangat lah mend...