Langsung ke konten utama

Legalisasi Kesyirikan Melalui Pariwisata


Oleh: Fath Astri Damayanti, S.Si (Pemerhati Lingkungan dan Politik)

Pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor yang dikembangkan di setiap daerah hingga ke tingkat Kabupaten. Pasalnya pariwisata dianggap mampu menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) selain pajak dan retribusi. Dengan adanya pariwisata akan membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar, baik dari penginapan, penjualan makanna dan minuman, souvenir khas daerah, dan fasilitas lainnya. Maka tak heran di setiap daerah akhirnya menggenjot agar pariwisata digalakkan, anggaran disediakan untuk mengelola pariwisata termasuk sarana, fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung pariwisata. Dinas terkait pun diberdayakan untuk melakukan promosi dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan pariwisata.

Hanya saja yang perlu menjadi perhatian adalah, ketika pariwisata tersebut mengarah kepada animisme-dinamisme (kesyirikan). Tak sedikit pariwisata di Indonesia terkait dengan praktik tersebut, sebagian besar berupa larung sesaji, sedekah bumi, sedekah gunung dan festival adat. Tentu ini adalah salah kaprah dan menjadikan kesyirikan sebagai “pencetak” PAD. Munculnya tradisi-tradisi seperti ini diakibatkan kehidupan yang sekuler, dimana aturan agama tidak boleh masuk dalam kehidupan, aturan agama tidak boleh mengatur kehidupan, agama dianggap hanya sebagai ibadah ritual yang menyangkut keyakinan individu. Sehingga yang dipakai adalah aturan buatan manusia, padahal aturan manusia terbukti menimbulkan kerusakan karena menyesuaikan dengan kepentingan dan hawa nafsu.

Islam melarang segala bentuk syirik, dan termasuk dalam dosa besar yang tak diampuni oleh Allah. Sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa: 48). Dalam Islam negara mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga dan memelihara aqidah umat. Diawali dari pendidikan usia dini, kurikulum pendidikan akan didasarkan pada aqidah Islam sehingga akan membentuk kepribadian Islam dan meyakini Allah adalah Al Kholiq (pencipta) dan Al Mudabbir (pengatur). Segala hal yang mengarah pada kesyirikan dan perusakan aqidah akan dilarang oleh negara. Pariwisata dalam islam pun akan dikelola didasarkan pada syariat Islam dan diarahkan sebagai sarana dakwah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah bukan sebagai sumber pendapatan bagi negara ataupun daerah. Segala bentuk kesyirikan yang terkait dengan pariwisata akan dihapuskan, dan jika dilanggar akan dikenakan sanksi yang akan menimbulkan efek jera bagi pelakunya.

Teruntuk semua kaum muslim sudah saatnya bersegera kembali kepada  kepada syariat Allah, karena terbukti mampu menyelesaikan setiap pemasalahan di segala aspek kehidupan. Ketika kita menjalankan syariat Allah, maka Allah akan menghindarkan kita dari berbagai bencana dan memberikan banyak kebaikan dan berkah. Firman Allah: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al A’raf : 96). Bersegeralah bertaubat dari kemaksiatan, bersegeralah menerapkan syariat Allah jangan sampai Allah mengingatkan kita lagi melalui musibah.

Wallahua’lam bishawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulhan, Salah Satu Contoh Figur Petani Yang Gigih dan Ulet Dari Waru

Waru Penajam Terkini - Slogan petani adalah "Soko Guru"atau "Tiang Pilar" ekonomi suatu negara nyaris terlupakan karena tergerus oleh arus modernisasi global. Sementara para petani di mana-mana masih tetap semangat berusaha dan bekerja keras agar kekurangan bahan pangan di negeri nya sendiri dapat di hindari. Demikian juga Sulhan sekalipun medernisasi sudah merambah sampai ke Desa-desa,masih tetap giat dan semangat bertani, menggarap sawahnya untuk menanam padi. Tidak tanggung-tanggung lahan sawah yang di garapnya seluas tiga hektar. Musim kemarau yang sempat datang di musim tanam tidak mengendorkan semangatnya, sarana irigasi atau pengairan sistem pipanisasi yang sudah di sediakan oleh Dinas Pertanian di manfaatkan sebagaimana fungsinya untuk mengairi tanaman padinya. Di samping Sulhan sebagai petani muda yang sukses ada sang istri tercinta Rusmawati yang selalu menemani dan mensuport agar tetap semangat demi masa depan keluarga Sulhan sendiri selain peta...

Warga Ngeluruk ke Kelurahan, Minta Solusi Imbas Pemortalan Akses Jalan Tani

Penajam Terkini - Sedikitnya 40 warga mendatangi Kantor Kelurahan Waru Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, pasalnya tuntutan warga agar segera dipenuhi tentang pemortalan akses jalan tani, Kamis, 25/4/2019. Berujung 2 Kelompok Tani di Kelurahan Waru ini mendesak pihak Kelurahan agar merealisasikan tuntutan warga untuk pembuatan jalan usaha tani,. Dua kelompok tani dimaksud adalah Kelompok Tani Karya Usaha dan Karya Usaha Bersama masing-masing beralamat di RT 08 dan RT 027 Kelurahan Waru, Kecamatan Waru. Mereka kesal karena tidak bisa mengeluarkan hasil panen akibat adanya penutupan jalan yang dilakukan oleh pemilik lahan. Pihak Kelurahan Waru menanggapi permasalahan yang dikeluhkan oleh warga, sekitar pukul 09.00 Wita (25/4) pertemuan pun dilakukan bersama warga beserta anggota Kelompok Tani, tampak hadir Lurah Waru, Babinsa, Kanit Reskrim Polsek Waru, Bhabinkamtibmas, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) LPM Ketua Kelompok Tani, hadir pula UPTD.PU Kecamatan Waru. ...

Babinsa Bersama Warga Bergotong Royong Benahi Saluran Air di Bangun Mulya

Penajam Terkini – Babinsa Koramil 0913-02/Waru, Kodim 0913/PPU, mengikuti gotong royong bersama warga di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Minggu 7/7/2019. Koramil 0913-02/Waru, melalui, Babinsa Desa Bangun Mulya, Sertu Nainggolan mengatakan, mereka ikut gotong-royong bersama warga Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru, untuk membenahi saluran air serta gorong-gorong di jalan-jalan Desa. Kegiatan sosial di berbagai tempat seperti saluran air kemudian jalan, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya, hari ini (7/7) melakukan kegiatan gotong-royong serempak dari 16 RT yang ada di Desa Bangun Mulya. Gerakan kerjasama atau gotong-royong serempak ini kata Sertu Nainggolan, selain dalam rangka HUT Desa Bangun Mulya ke IX,  sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dalam berkehidupan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang akhir-akhir ini sudah mulai cenderung menurun," tuturnya Nainggolan menambahkan, Babinsa selalu siap dan saya sangat lah mend...