Waru, PenajamTerkini - Orang Batak di perantauan (parserahan) dalam pergaulan kehidupannya pastilah mencari orang Batak, sekalipun berbeda marga. Ikatan budaya dan adat serta karakter menjadi pengikat atas kerinduan tersebut, "mangkuling do mudar" hubungan darah sesama orang Batak pasti berbicara dalam hal ini.
Jika sudah bertemu dalam satu wilayah, beberapa orang Batak maka akan segera membuat komunitas/kumpulan (parsadaan) adat dan budaya. Jika komunitas ini semakin berkembang di mana pendatang baru semakin banyak dan beragam marganya, maka perlahan akan muncul komunitas klan besar marga dan selanjutnya hingga muncullah komunitas marga, sub marga (punguan saompu).
Itulah cikal bakal adanya kumpulan marga (punguan marga) hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Ikatan marga (samudar/sedarah), adat budaya dan melankolisme bona pasogit menjadi pengikat dalam kumpulan ini.
Seperti Punguan "Dia Toha" Penajam Paser Utara
Berdiri 1996, yang di ketuai saat ini oleh Ridwan Sirait, yang beralamat
Sekretariat Gunung Seteleng Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.
Ridwan Sirait saat di temui beberapa waktu lalu ia menjelaskan, Ada lima etnis (puak) Batak yaitu
Toba, Simalungun, pak-pak, Karo, dan Mandailing.
Karena Punguan marga saat ini sangat eksis dan berkembang terutama di kota besar. Ikatan yang bergerak dalam kegiatan sosial, adat dan budaya ini sangat kuat dan mendominasi dalam kehidupan anggota marganya terutama dalam melaksanakan adat istiadat.
Ridwan Sirait menambahkan, kami juga menghargai dan menjunjung tinggi adat istiadat lokal seperti saat ini kami berada di Kabupaten PPU, tentu kami harus menghargai dan menghormati adat yang ada." Pungkas nya (lr)
Jika sudah bertemu dalam satu wilayah, beberapa orang Batak maka akan segera membuat komunitas/kumpulan (parsadaan) adat dan budaya. Jika komunitas ini semakin berkembang di mana pendatang baru semakin banyak dan beragam marganya, maka perlahan akan muncul komunitas klan besar marga dan selanjutnya hingga muncullah komunitas marga, sub marga (punguan saompu).
Itulah cikal bakal adanya kumpulan marga (punguan marga) hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Ikatan marga (samudar/sedarah), adat budaya dan melankolisme bona pasogit menjadi pengikat dalam kumpulan ini.
Seperti Punguan "Dia Toha" Penajam Paser Utara
Berdiri 1996, yang di ketuai saat ini oleh Ridwan Sirait, yang beralamat
Sekretariat Gunung Seteleng Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.
Ridwan Sirait saat di temui beberapa waktu lalu ia menjelaskan, Ada lima etnis (puak) Batak yaitu
Toba, Simalungun, pak-pak, Karo, dan Mandailing.
Karena Punguan marga saat ini sangat eksis dan berkembang terutama di kota besar. Ikatan yang bergerak dalam kegiatan sosial, adat dan budaya ini sangat kuat dan mendominasi dalam kehidupan anggota marganya terutama dalam melaksanakan adat istiadat.
Ridwan Sirait menambahkan, kami juga menghargai dan menjunjung tinggi adat istiadat lokal seperti saat ini kami berada di Kabupaten PPU, tentu kami harus menghargai dan menghormati adat yang ada." Pungkas nya (lr)
Komentar
Posting Komentar