Langsung ke konten utama

Makna Kemerdekaan Hakiki

Oleh : Faizah Rukmini, S.Pd
(Praktisi Pendidikan & Member Akademi Menulis Kreatif 4)
Bulan Agustus merupakan moment berharga bagi rakya Indonesia, hiruk pikuk kegiatan 17 Agustus menyambut kemerdakaan mulai terlihat di setiap sudut kampung..Namun benarkah kita merdeka? Kata siapa kita merdeka?
Sebagai warga sipil, Jujur banyak tanya. Apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dari peraturan kehidupan saat ini, sangat jauh dari kata merdeka.
Kemerdekaan dalam pandangan Sekuler
Saa ini kita berada didalam penerapan sisem sekuler.Kemerdekaan dalam sistem sekulerisme dimaknai sebagai pisahnya aturan agama dari kehidupan. Sehingga dari situlah muncul pemahaman tentang kebebasan dalam berbagai bidang, kebebasan dalam berpolitik, ekonomi liberalistik, pergaulan bebas, kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat. Semuanya tanpa batasan, lahir dari hawa nafsu dan akal semata.
Realisasinya ekonomi liberalistik menjual seluruh aset kepada Asing,aseng. Kebebasan berpolitik menjadikan aturan-aturan hukum semua berpihak pada kepentingan pemilik modal, hukum tegak tidak adil, pejuang islam di libas dengan Perpu Ormas, Ulama dipersekusi, dakwah islam dihadang-hadang.
Intervensi diberbagai bidang hanya untuk meraih keuntungan dan manfaat duniawi semata dan hanya untuk segolomgan kaum elit . SDAE dirampok, misalnya Freeport.SDM menjadi buruh dan pengangguran di tanah kelahiran. Tarif Listrik naik, BPJS dipangkas membuat masyarakat terjepit. Secara fisik pun kita sudah terjajah, fakta OPM, dan berbagai konflik fisik yang terjadi diberbagai daerah.
Kemerdekaan Palsu, itulah yang tepat untuk menggambarkan sistem sekulerime saat ini. Kita menerapkan hukum bukan dengan hukum Allah, tapi hukum buatan akal manusia semata. Inilah yang mengantarkan pada terjajahnya secara politik, ekonomi, hukum hingga fisik seluruh negeri-negeri muslim, termaksud Indonesia. Dampaknya rusak pemikiran, rusak perasaan hingga rusak tatanan kehidupann lainnya. Kesempitan hidup pun dirasakan oleh manusia. Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. [Thaha/20 : 124].
Memaknai kemerdekaan
Ada baiknya kita pahami dulu makna merdeka. Apa makna merdeka? Siapa yang layak menetapkan kemerdekaan? Kapan kita dikatakan merdeka?. Tentu dari sudut pandanga keimanan yang shohih. Agar kita tak salah kaprah dalam memaknai dan menyikapi kemerdekaan dengan benar dan tidak terjerumus pada kemaksiatan.
Kemerdekaan Sejati dari Allah dan hanya pada Islam
Kemerdekaan harus dipahami dengan benar dan bukan lahir dari akal manusia. Sesungguhnya kita harus mengembalikan makna kemerdekaan kepada sang Pemilik Bumi, kepada sang pemberi rezeki. Dialah Allah swt dan yang menjadi tauladan merdeka Rasulullah Saw.
Kemerdekaan sejatinya, lenyapnya penghambaan kepada makhluk.  Penghambaan tertinggi hanya kepada Allah Swt dan apa-apa yang diperintahkan untuk di imani. Keimanan kepada Malaikat, Kepada Rasulullah, Kepada Al Quran kepada Hari kiamat, kepada Qadha dan qadar.
Allahlah sebagai Sang Khaliq (pencipta) manusia dan seluruh Alam inilah yang berhak meneapkan kemerdekaan. Dalam Islam bahwasanya kemerdekaan hakiki adalah seperti yang disampaikan Rib'iy Ibn Amir, saat ia menghadap Panglima Persia, Rustum.
ابتعثنا لنخرج من شاء من عبادة العباد إلى عبادة الله ، ومن ضيق الدنيا إلى سعتها ، ومن جور الأديان إلى عدل الإسلام
Kami diutus untuk mengeluarkan manusia yang dikehendakiNya, dari peribadatan sesama hamba menuju peribadatan kepada Allah semata.. Membebaskan manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya akhirat.. Membebaskan manusia dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam. [ Ibn Katsir, Al Bidayah Wan Nihayah, 7/38]
Kemerdekaan sejatinya adalah menerapkan hukum Allah disegala bidang dengan syariat bersumber dari Al Quran dan hadist. Hanya hukum Allah yang mampu memerdekakan. Hal ini ditegaskan pada janji Allah berikut:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan Amal sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. An Nur: 55)
Inilah sejatinya kemerdekaan. Apakah bisa kita merdeka dengan islam? Ya, kita bisa merdeka dengan islam. Dengan berjuang, dakwah istinafil hayatil islam. Menyadarlan kepada ummat agar kembali pada syaroat islam kaffah. Sebagaimana Rasulullah memperjuangkan islam hingga islam menjadi sebuab negara islam pertama di madinah, yang kemudian dilanjutkan dengan para Khulafaurrasyidin dan para khalifah setelahnya, kurang lebih 13 abad islam berjaya.

Wallahu a'lam bishowab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulhan, Salah Satu Contoh Figur Petani Yang Gigih dan Ulet Dari Waru

Waru Penajam Terkini - Slogan petani adalah "Soko Guru"atau "Tiang Pilar" ekonomi suatu negara nyaris terlupakan karena tergerus oleh arus modernisasi global. Sementara para petani di mana-mana masih tetap semangat berusaha dan bekerja keras agar kekurangan bahan pangan di negeri nya sendiri dapat di hindari. Demikian juga Sulhan sekalipun medernisasi sudah merambah sampai ke Desa-desa,masih tetap giat dan semangat bertani, menggarap sawahnya untuk menanam padi. Tidak tanggung-tanggung lahan sawah yang di garapnya seluas tiga hektar. Musim kemarau yang sempat datang di musim tanam tidak mengendorkan semangatnya, sarana irigasi atau pengairan sistem pipanisasi yang sudah di sediakan oleh Dinas Pertanian di manfaatkan sebagaimana fungsinya untuk mengairi tanaman padinya. Di samping Sulhan sebagai petani muda yang sukses ada sang istri tercinta Rusmawati yang selalu menemani dan mensuport agar tetap semangat demi masa depan keluarga Sulhan sendiri selain peta...

Warga Ngeluruk ke Kelurahan, Minta Solusi Imbas Pemortalan Akses Jalan Tani

Penajam Terkini - Sedikitnya 40 warga mendatangi Kantor Kelurahan Waru Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, pasalnya tuntutan warga agar segera dipenuhi tentang pemortalan akses jalan tani, Kamis, 25/4/2019. Berujung 2 Kelompok Tani di Kelurahan Waru ini mendesak pihak Kelurahan agar merealisasikan tuntutan warga untuk pembuatan jalan usaha tani,. Dua kelompok tani dimaksud adalah Kelompok Tani Karya Usaha dan Karya Usaha Bersama masing-masing beralamat di RT 08 dan RT 027 Kelurahan Waru, Kecamatan Waru. Mereka kesal karena tidak bisa mengeluarkan hasil panen akibat adanya penutupan jalan yang dilakukan oleh pemilik lahan. Pihak Kelurahan Waru menanggapi permasalahan yang dikeluhkan oleh warga, sekitar pukul 09.00 Wita (25/4) pertemuan pun dilakukan bersama warga beserta anggota Kelompok Tani, tampak hadir Lurah Waru, Babinsa, Kanit Reskrim Polsek Waru, Bhabinkamtibmas, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) LPM Ketua Kelompok Tani, hadir pula UPTD.PU Kecamatan Waru. ...

Babinsa Bersama Warga Bergotong Royong Benahi Saluran Air di Bangun Mulya

Penajam Terkini – Babinsa Koramil 0913-02/Waru, Kodim 0913/PPU, mengikuti gotong royong bersama warga di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Minggu 7/7/2019. Koramil 0913-02/Waru, melalui, Babinsa Desa Bangun Mulya, Sertu Nainggolan mengatakan, mereka ikut gotong-royong bersama warga Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru, untuk membenahi saluran air serta gorong-gorong di jalan-jalan Desa. Kegiatan sosial di berbagai tempat seperti saluran air kemudian jalan, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya, hari ini (7/7) melakukan kegiatan gotong-royong serempak dari 16 RT yang ada di Desa Bangun Mulya. Gerakan kerjasama atau gotong-royong serempak ini kata Sertu Nainggolan, selain dalam rangka HUT Desa Bangun Mulya ke IX,  sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dalam berkehidupan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang akhir-akhir ini sudah mulai cenderung menurun," tuturnya Nainggolan menambahkan, Babinsa selalu siap dan saya sangat lah mend...