Langsung ke konten utama

Antara Kartini dan Peran Muslimah Pembebas

Oleh : Faizah Rukmini., S.Pd
(Pemerhati Keluarga, Perempuan & Generasi)

Kartini salah satu sosok yang menjadi pejuang bagi para perempuan di Era penjajahan barat atas indonesia, posisi perempuan yang direndahkan oleh peradaban barat dan penjajahan barat meminggirkan peran sosok perempuan.

Karena kecerdasannya dan kepeduliannya terhadap kondisi perempuan. Kartini berupaya untuk mengangkat posisi perempuan dalam kancah kehidupan. Melalui dunia pendidikan. Dalam perjalanannya Kartini sering kali mengkritik sistem aturan dan berupaya untuk mencari kebenaran. Kebutuhan akan mengkaji islam, hingga akhirnya Kartini mengenal dan mempelajari Islam pada Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang.

Berfikir dan daya kritis Kartini menghantakannya pada Islam yang menjadi aqidah yang diyakini dan diimaninya sesuatu yang harus diperjuangkan. Banyak hal baru yang didapat oleh Kartini sejak belajar Islam. Hingga Kartini menuangkan pemikiran akan pentinganya ummat mencintai Islam.

“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902).
Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban.
Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.

Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis;
Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai.
Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis;

Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.

Inilah petikan surat-surat Kartini yang menjadi bukti bahwa sejatinya Katini seorang muslimah yang menemukan Cahaya kebenaran Islam yang mampu mengeluarkan dari kegelapan.

Barat dan sejarah yang dimainkan oleh para kaum liberal feminis membajak kisah Kartini sebagai bentuk gerakan Emansipasi perempuanr menuntut kesetaraan gender ala Barat yang melegalkan kebebasan perempuan dalam berbagai hal.
Kartini diidentikkan dengan perjuangan membebaskan perempuan.
Namun sayang, perjuangan feminisme ini jauh berbeda dengan apa yang di perjuangkan oleh Kartini sebagai seorang muslimah. Kaum feminis telah diperbudak oleh liberalisme (Kebebasan) dan kapitalis (Pemilik Modal) yang dalam pergerakannya ingin menjadikan kaum wanita sebagai lead dalam segala bidang yang menyetarai posisi laki-laki. Dengan menjadikan persoalan perempuan sebagai alasan. Feminisme-Liberal bahkan menuduh Islam Mulia sebagai penghambat prestasi muslimah dan mengubah pemahaman para muslimah menjadi moderat, boleh islam tapi dicampur dengan pemahaman barat. Jadilah muslimah kehilangan identitas sejatinya.

Padahal persoalan perempuan diciptakan oleh tatanan kehidupan yang rusak yakni sekulerisme, pemisahan agama dari kehidupan.

Gerakan feminisme yang didukung oleh dunia internasional sejatinya telah merendahkan kehormatan perempuan dan mengilangkan peran utama perempuan yakni Ummu wa robbatul bait. Perempuan diukur dengan nilai ekonomis sebagai komoditas yang bisa diperalat dan diperjual belikan demi kepentingan sistem rusak. Harapan Kartini "Habis Gelap Terbitlah Terang" menjadi harapan palsu ditengah sistem kehidupan yang rusak.

Lantas apa kaitannya Perjalanan hidup Kartini dengan Muslimah Sholihah.
Para muslimah sudah seharusnya mengambil peran yang Shohih agar Cahaya kegemilangab islam kembali bersinar.

Kartini seorang muslimah yang berjuang mencari cahaya Islam. Pun demikian bagi para muslimah. Muslimah Sholihah adalah hamba yang menjadikan ketaatan yang utama, taat pada aturan Allah Swt dan Rasulullah Saw. Bukan yang lain. Sebagai mana para Ummul Mukminin, Khadijah ra, Aisyah ra, Para Shahabiyah Rasulullah, dan jejak para muslimah yang menapaki kemuliaan kemulian dalam penerapan Islam kaffah di masa kejayaan Peradaban Islam Khilafah Islamiyah.

Islam adalah agama spiritual dan politik yang mampu menyelesaikan seluruh problem ummat. Inilah yang harus disadari oleh para perempuan dan wajib bersungguh sungguh menimba luasnya lautan ilmu dan tsaqofah Islam, serta mengambil peran yang telah ditetapkan oleh Allah.

Penerimaan(Qonaah) akan peran dan posisi dihadapan oleh Allah dijalankan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Sebagai Istri, ibu manajer rumah tangga, ibu generasi & ibu pejuang Islam.

Saat ini para perempuan muslimah didera berbagai problem kehidupan tanpa solusi.
Dengan menjadi muslimah yang bervisi membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia,  kepada penyembahan semata hanya kepada Allah swt.
Kini kaum perempuan sudah harus menyadari bahwa perannya dalam kehidupan ini semata dalam rangka ibadah kepada Allah dan hanya Islamlah yang memiliki solusi atas setiap persoalan kehidupan.
Mengoptimalkan Peran perempuan saat ini baik disektor domestik (Peran dalam Rumah Tangga) maupun publik menjadi keharusan.

Di publik perempuan wajib mengambil peran  dan peduli terhadap kondisi ummat  dengan melakukan aktifitas dakwah, amar makruf nahi mungkar.
Mengoreksi dan kritis terhadap aturan yang diterapkan atas kehidupan. Politik, Sosial, Ekonomi, Kesehatan, Pendidikam dan lainnya. Melakukan pencerdasan ditengah-tengah Ummat dengan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Mengoptimalkan potensi para muslimah dibidang keahliannya dengan memberikan sumbangsih pemikiran Islam dan keilmuan  yang membawa pada perubahan shohih.

Perjuangan Kartini bukanlah satu-satunya harapan. Para muslimah memiliki harapan besar dan berjuang mewujudkan kehidupan mulia dan berkah yang telah dijanjikan oleh Allah, bahwa Allah mengangkat kekuasaan kaum muslimin dengan kepemimpinan Ideologi Islam Kaffah.

Wallahu a'lam bishowab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulhan, Salah Satu Contoh Figur Petani Yang Gigih dan Ulet Dari Waru

Waru Penajam Terkini - Slogan petani adalah "Soko Guru"atau "Tiang Pilar" ekonomi suatu negara nyaris terlupakan karena tergerus oleh arus modernisasi global. Sementara para petani di mana-mana masih tetap semangat berusaha dan bekerja keras agar kekurangan bahan pangan di negeri nya sendiri dapat di hindari. Demikian juga Sulhan sekalipun medernisasi sudah merambah sampai ke Desa-desa,masih tetap giat dan semangat bertani, menggarap sawahnya untuk menanam padi. Tidak tanggung-tanggung lahan sawah yang di garapnya seluas tiga hektar. Musim kemarau yang sempat datang di musim tanam tidak mengendorkan semangatnya, sarana irigasi atau pengairan sistem pipanisasi yang sudah di sediakan oleh Dinas Pertanian di manfaatkan sebagaimana fungsinya untuk mengairi tanaman padinya. Di samping Sulhan sebagai petani muda yang sukses ada sang istri tercinta Rusmawati yang selalu menemani dan mensuport agar tetap semangat demi masa depan keluarga Sulhan sendiri selain peta...

Warga Ngeluruk ke Kelurahan, Minta Solusi Imbas Pemortalan Akses Jalan Tani

Penajam Terkini - Sedikitnya 40 warga mendatangi Kantor Kelurahan Waru Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, pasalnya tuntutan warga agar segera dipenuhi tentang pemortalan akses jalan tani, Kamis, 25/4/2019. Berujung 2 Kelompok Tani di Kelurahan Waru ini mendesak pihak Kelurahan agar merealisasikan tuntutan warga untuk pembuatan jalan usaha tani,. Dua kelompok tani dimaksud adalah Kelompok Tani Karya Usaha dan Karya Usaha Bersama masing-masing beralamat di RT 08 dan RT 027 Kelurahan Waru, Kecamatan Waru. Mereka kesal karena tidak bisa mengeluarkan hasil panen akibat adanya penutupan jalan yang dilakukan oleh pemilik lahan. Pihak Kelurahan Waru menanggapi permasalahan yang dikeluhkan oleh warga, sekitar pukul 09.00 Wita (25/4) pertemuan pun dilakukan bersama warga beserta anggota Kelompok Tani, tampak hadir Lurah Waru, Babinsa, Kanit Reskrim Polsek Waru, Bhabinkamtibmas, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) LPM Ketua Kelompok Tani, hadir pula UPTD.PU Kecamatan Waru. ...

Babinsa Bersama Warga Bergotong Royong Benahi Saluran Air di Bangun Mulya

Penajam Terkini – Babinsa Koramil 0913-02/Waru, Kodim 0913/PPU, mengikuti gotong royong bersama warga di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Minggu 7/7/2019. Koramil 0913-02/Waru, melalui, Babinsa Desa Bangun Mulya, Sertu Nainggolan mengatakan, mereka ikut gotong-royong bersama warga Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru, untuk membenahi saluran air serta gorong-gorong di jalan-jalan Desa. Kegiatan sosial di berbagai tempat seperti saluran air kemudian jalan, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya, hari ini (7/7) melakukan kegiatan gotong-royong serempak dari 16 RT yang ada di Desa Bangun Mulya. Gerakan kerjasama atau gotong-royong serempak ini kata Sertu Nainggolan, selain dalam rangka HUT Desa Bangun Mulya ke IX,  sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dalam berkehidupan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang akhir-akhir ini sudah mulai cenderung menurun," tuturnya Nainggolan menambahkan, Babinsa selalu siap dan saya sangat lah mend...